Lewati navigasi

Ini adalah kisah tentang penjual kebab yang ada disisi jalan. Ia orang yang tidak pernah mengenyam pendidikan. Ia mengalami gangguan pendnegaran, hingga tidak pernah mendengar apa yang muncul dari dalam radio. Matanyapun mengalami gangguan, hingga ia tidak pernah menonton televisi. Tetapi dalam hal bekerja dan menjual ia amat antusias dan bersemangat. Semua orang tahu bahwa ia adalah pekerja keras. Dari hasil kerja kerasnya ia berhasil menyekolahkan anak tunggalnya hingga mendapat gelar sarjana.
Hingga suatu hari ada diskusi menarik antara ia dan anaknya. Sang anak berkata,”Ayah, tahukah kau bahwa sebentar lagi negara kita akan mengalami resesi ekonomi. Seluruh kegiatan ekonomi akan mengalami kemunduran dan situasi ekonomi akan tak menentu. Penduduk miskin akan bertambah. Penjual kebab itu menjawab,”Tidak, aku tidak tahu akan hal itu.” Sang anak kembali melanjutkan pembicarannya,”Ayah, kau harus menyelamatkan pekerjaanmu. Kau harus mempersiapakn dana yang banyak untuk kehidupan kita kedepan. Jual kebabmu dengan harga yang murah, maka kau akan mendapatkan dana dengan cepat.” Penjual kebab itu mengangguk-angguk tanda setuju. Ia menggagap anaknya yang telah ia sekolahkan hingga sarjana lebih pintar dari dirinya. Apalagi ia dapat membaca, mendengar radio dan menonton televisi. Akhirnya pada esok harinya penjual kebab itu menjual seluruh kebab dengan harga murah dengan maksud untuk mengumpulakn dana guna mempersiapkan dana yang cepat dan banyak. Tapi apa yang terjadi, meskipun kebabnya cepat habis, tapi yang ia dapatkan hanya kerugian. Seminggu kemudian bisnis kebab yang dirintisnya sejak muda dalam kondisi diujung tanduk. Ia berkata pada anaknya,”Anakku, engkau benar, resesi ekonomi sudah menimpa kita. Aku senang kau telah memperingatiku sejak jauh-jauh hari.” Sang anak diam membisu.

Tinggalkan komentar